umur saya 23 th, saya tidak haid selama kurang lebih 2 Th,saya ada kemungkinan hamil gk ya ?

Diposting oleh admin on Jumat, 21 Desember 2012

Q.

A. Mohon dicek ke dokter kesuburan, agar dapat diketahui penyebabnya.

dari kasus anda jelas itu adalah AMENORE SEKUNDER, beberapa kasus dengan terapi hormon dapat hamil.

sedikit mengenai amenore:
Amenore merupakan suatu keadaan di mana tidak terjadinya menstruasi. Amenore bisa dibagi 2 kategori, yaitu amenore primer dan sekunder. Amenore primer adalah jika menstruasi tidak pernah terjadi, sedangkan amenore sekunder adalah jika menstruasi pernah terjadi, tetapi kemudian berhenti selama 6 bulan atau lebih. Amenore yang normal hanya terjadi sebelum masa pubertas, selama kehamilan, selama menyusui dan setelah menopause.


Jika telah diketahui dengan jelas, sebenarnya jenis amenore yang mana yang diderita atau apa penyebabnya; dengan penanganan, pengobatan dan kontrol yang tepat dari dokter spesialis, seorang wanita yang menderita amenore itu tetap bisa hamil. Tentu saja itu juga tergantung dari apakah amenore tersebut memang bisa âdiakaliâ dan dari keberhasilan pengobatannya sendiri.
Mengenai pengaruh keadaan amenore dengan status gizi bayi dalam kandungan, tentu saja tergantung pada diri si ibu hamil sendiri. Ada baiknya, lakukan kontrol kehamilan secara reguler, untuk memastikan kesehatan si bayi dalam kandungan dan diri sendiri.

Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan janin?
Q. kalau bisa diberikan link referensinya..terima kasih.

A. Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan faktor sosial budaya dan ekonomi.

Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan. Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante Natal Care (ANC) tersebut adalah :

*

Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun dapat dipastikan keadaannya.
*

Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya
*

Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya
*

Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan lancar, seperti yang diharapkan semua pihak
*

Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapar berjalan dengan lancar
*

Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apa pun

Karena manfaat memeriksakan kehamilan sangat besar, maka dianjurkan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin di tempat pelayanan kesehatan terdekat.

Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan.

Yang harus diperhatikan adalah ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan kaya serat, protein (tidak harus selalu protein hewani seperti daging atau ikan, protein nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi) banyak minum air putih dan mengurangi garam atau makanan yang terlalu asin.

Faktor Psikologis yang turut mempengaruhi kehamilan biasanya terdiri dari :

Stressor. Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.

Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.

Yang terakhir adalah Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap keringat.

Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.

Yang patut diperhatikan adalah bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh wanita usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan demikian kehamilan harus disambut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat dilalui dengan aman.

Hub. penyakit gondongan dgn blau,,,,,,,?
Q. apakah pemakaian blau (u/ cuci baju warna biru) o/ masy. (pd umumnya) bs nyembuhin penyakit gondongan,,,teruji klinis gak?

A. Gondongan (bhs medisnya Parotitis Epidemica) adalah penyakit akibat virus.
Ini adalah self limiting disease (penyakit yg sembuh sendiri tanpa diobati), belum ada obat yg bisa membunuh virusnya. Hanya daya tahan tubuh yg baik akan membuat kondisi pasien membaik (baca sembuh). Tidak berbahaya kecuali pada ibu hamil tribulan pertama (virusnya bisa masuk ke janin dan bisa membuat janin cacat) serta pada orang dgn status imunitas tubuh yg rendah (AIDS, Leukemia, Kurang Gizi, Pasien dgn terapi kanker etc).
Jaman dulu dipakai blau, agar si anak yg kena Gondongan ini malu jika main keluar dgn wajah belepotan blau ini. Sehingga si anak akan beristirahat di rumah.
Nah jika cukup beristirahat dan makan makanan yg bergizi...maka akan lebih cepat sembuh.
jadi secara klinis tidak ada hubungannya pemakaian Blau pada kasus Parotitis Epidemica


Semoga berkenan

Apa yang menyebabkan anak keterbelakangan mental ?
Q. saya dengar, anak menderita keterbelakangan mental akibat ibunya stres waktu mengandung. Is it true??

<:><><><><

A. Keterbelakangan Mental (Retardasi Mental, RM) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata disertai dengan berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri (berpelilaku adaptif), yang mulai timbul sebelum usia 18 tahun. Orang-orang yang secara mental mengalami keterbelakangan, memiliki perkembangan kecerdasan (intelektual) yang lebih rendah dan mengalami kesulitan dalam proses belajar serta adaptasi sosial. 3% dari jumlah penduduk mengalami keterbelakangan mental.
Secara kasar, penyebab RM dibagi menjadi beberapa kelompok:
1. Trauma (sebelum dan sesudah lahir)
Perdarahan intrakranial sebelum atau sesudah lahir, Cedera hipoksia (kekurangan oksigen), sebelum, selama atau sesudah lahir, Cedera kepala yang berat
2. Infeksi (bawaan dan sesudah lahir)
Rubella kongenitalis, Meningitis, Infeksi sitomegalovirus bawaan, Ensefalitis, Toksoplasmosis kongenitalis, Listeriosis, Infeksi HIV
3. Kelainan kromosom
Kesalahan pada jumlah kromosom (Sindroma Down), Defek pada kromosom (sindroma X yang rapuh, sindroma Angelman, sindroma Prader-Willi), Translokasi kromosom dan sindroma cri du chat
4. Kelainan genetik dan kelainan metabolik yang diturunkan
Galaktosemia, Penyakit Tay-Sachs, Fenilketonuria, Sindroma Hunter, Sindroma Hurler, Sindroma Sanfilippo, Leukodistrofi metakromatik, Adrenoleukodistrofi, Sindroma Lesch-Nyhan, Sindroma Rett, Sklerosis tuberosa
5. Metabolik
Sindroma Reye, Dehidrasi hipernatremik, Hipotiroid kongenital, Hipoglikemia (diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik)
6. Keracunan
Pemakaian alkohol, kokain, amfetamin dan obat lainnya pada ibu hamil, Keracunan metilmerkuri, Keracunan timah hitam
7. Gizi
Kwashiorkor, Marasmus, Malnutrisi
8. Lingkungan
Kemiskinan, Status ekonomi rendah, Sindroma deprivasi.

KATEGORI RM
1. Anak dengan MR ringan (IQ 52-68) bisa mencapai kemampuan membaca sampai kelas 4-6. Meskipun memiliki kesulitan membaca, tetapi mereka dapat mempelajari kemampuan pendidikan dasar yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Anak-anak dengan RM moderat (IQ 36-51) jelas mengalami kelambatan dalam belajar berbicara dan keterlambatan dalam mencapai tingkat perkembangan lainnya (misalnya duduk dan berbicara). Dengan latihan dan dukungan dari lingkungannya, mereka dapat hidup dengan tingkat kemandirian tertentu.
3. Anak-anak dengan RM berat (IQ 20-35) dapat dilatih meskipun agak lebih susah dibandingkan dengan RM moderat.
4. Anak-anak dengan RM sangat berat (IQ 19 atau kurang) biasanya tidak dapat belajar berjalan, berbicara atau memahami.




Powered by Yahoo! Answers

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar